Radio Online


 

BeritaJawa timur

PIJAR Mendesak BBPJN JATIM-Bali Kaji Ulang Rencana Penutupan Total Jalur Gumitir

×

PIJAR Mendesak BBPJN JATIM-Bali Kaji Ulang Rencana Penutupan Total Jalur Gumitir

Sebarkan artikel ini

Banyuwangi|Lembaga Diskusi Kajian Sosial (LDKS) Pilar Jaringan Aspirasi Rakyat (PIJAR) berharap Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali mengkaji ulang rencana penutupan total Jalur Gumitir yang merupakan jalur utama penghubung kabupaten Banyuwangi-Jember.

Seperti diketahui, mulai 24 Juli sampai 24 September 2025, jalur Gunung Gumitir bakal ditutup total dari dua arah, semua jenis kendaraan, baik roda dua, roda empat, dan roda enam tidak diizinkan untuk melintas. Banyuwangi, 12 Juli 2025.

Ketua umum LDKS PIJAR Bondan Madani mengatakan, pihaknya tidak menolak proyek perbaikan jalan tersebut, namun berharap ada pola kerja yang tidak menutup akses sepenuhnya. Menurutnya, penutupan penuh dinilai akan menimbulkan dampak luas, terutama pada sektor sektor ekonomi, pendidikan, dan distribusi logistik Jember-Banyuwangi bahkan Bali.

“Penutupan jalur strategis yang dilakukan oleh BBPJN JATIM-Bali demi kepentingan perbaikan besar. Namun, harus diperhatikan dampak dari keputusan tersebut akan menimbulkan sejumlah persoalan serius pada masyarakat. Tidak hanya pada kelancaran mobilitas lalu lintas, tetapi juga pada distribusi bahan pokok dan energi,” Ujar Bondan.

Masih menurut Bondan, pihaknya mendukung usulan yang disampaikan oleh Ipuk Fiestiandani Bupati Banyuwangi dan Emil Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur tentang adanya sistem buka tutup dengan mengutamakan kendaraan kecil dan kendaraan roda dua dan membatasi kendaraan berat atau penutupan bertahap dengan jam tertentu.

“Intinya kedua pemimpin tersebut mengusulkan manajemen lalu lintas agar jalur Gumitir tidak ditutup, meskipun berdampak pada masa perbaikannya memakan waktu lebih lama. Dan menurut hemat kami, itu salah satu solusi terbaik yang bisa ditawarkan,” Ucapnya.

Aktivis yang dijuluki Si Raja Demo ini juga mendorong pemerintah pusat agar memprioritaskan pembangunan jalur lintas selatan (JLS) Pantai Selatan yang menghubungkan dua wilayah di Jawa Timur yaitu Kabupaten Banyuwangi dan Jember. Sebab, akan memperlancar aksesibilitas dan mobilitas barang serta manusia, membuka potensi wisata di wilayah selatan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.

“Jika JLS penghubung Banyuwangi-Jember ada, ini akan mengurangi tingkat kepadatan lalulintas di jalur gumitir. Karena satu-satunya akses yang menghubungkan antara dua kabupaten itu hanya jalur ini saja, dan kita tahu jika lewat gumitir hampir dipastikan macet. Selain itu, jalan disana juga rawan resiko kecelakaan karena jalan yang berkelok dan menanjak,” Terangnya.

“Sekali lagi, kami dari PIJAR 100% mendukung perbaikan di jalur gumitir. Namun harus dipikirkan dampak yang akan dialami oleh masyarakat dari penutupan total kedua jalur, maka kami berharap BBPJN Jawa-Bali untuk mengkaji ulang wacana tersebut dengan pertimbangan serta kajian yang matang”. Pungkas Alumni Muda HMI Banyuwangi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *