Nasionaltoday.com – Jakarta, 3 Januari 2025 – Organisasi nirlaba Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) mencantumkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam nominasi tokoh dunia paling korup tahun 2024. Namun, OCCRP menegaskan tidak memiliki bukti yang menunjukkan Jokowi terlibat korupsi untuk keuntungan finansial pribadi selama masa jabatannya.
Dalam pernyataan di situs resmi OCCRP, nominasi ini dibuat berdasarkan masukan dari panel juri yang terdiri atas masyarakat, akademisi, dan jurnalis berpengalaman dalam menyelidiki korupsi dan kejahatan. Penerbit OCCRP, Drew Sullivan, menyebut keputusan nominasi didukung lebih dari 55.000 kiriman yang masuk.
“Kami tidak memiliki bukti bahwa Jokowi terlibat dalam korupsi untuk keuntungan finansial pribadi selama masa jabatannya,” kata Sullivan, dikutip Jumat (3/1/2025). Meski demikian, laporan dari masyarakat dan ahli menyebut pemerintahan Jokowi dianggap melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secara signifikan.
Jokowi juga mendapat kritik luas atas dugaan upaya melemahkan lembaga pemilu dan peradilan, yang dinilai menguntungkan ambisi politik putranya, Gibran Rakabuming Raka. Saat ini, Gibran menjabat sebagai Wakil Presiden RI mendampingi Prabowo Subianto.
OCCRP mengakui bahwa persepsi publik terkait korupsi di Indonesia menjadi salah satu faktor pencalonan Jokowi. “Meskipun tidak ada bukti langsung, ini menjadi peringatan bahwa masyarakat sedang memperhatikan dan peduli dengan negara mereka,” lanjut Sullivan.
Respon Jokowi: Minta Bukti dan Sebut Fitnah
Menanggapi nominasi tersebut, Jokowi meminta OCCRP menunjukkan bukti atas tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Ia menilai tuduhan tersebut sebagai fitnah dan framing jahat yang tidak berdasar.
“Ya dibuktikan. Sekarang kan banyak sekali fitnah, banyak sekali framing jahat, banyak sekali tuduhan-tuduhan tanpa ada bukti. Itu yang terjadi sekarang, kan?” ujar Jokowi kepada awak media.
Tokoh Lain dalam Daftar
Selain Jokowi, OCCRP juga menyebut nama tokoh dunia lainnya, termasuk William Ruto (Presiden Kenya), Bola Ahmed Tinubu (Presiden Nigeria), Sheikh Hasina (Mantan Perdana Menteri Bangladesh), dan Gautam Adani (pengusaha India). Nominasi ini dibuat untuk memberikan pengakuan terhadap kejahatan dan korupsi global, kata OCCRP.
Sullivan menambahkan, OCCRP berkomitmen menyempurnakan proses nominasi dan seleksi untuk memastikan transparansi dan inklusivitas.
“Tujuan dari penghargaan ini tunggal: untuk memberikan pengakuan terhadap kejahatan dan korupsi,” tandasnya.
Nominasi ini menuai kontroversi dan menjadi sorotan publik di Indonesia, memunculkan berbagai pandangan tentang integritas pemerintahan Jokowi dan kredibilitas proses penilaian OCCRP.