Oleh: Akaha Taufan Aminudin
Bagi banyak penikmat sastra anak di Indonesia, terutama generasi yang tumbuh di era 90-an hingga awal 2000-an, nama Martinus Dwianto Setyawan sudah begitu melekat.
Penulis besar yang kiprahnya begitu memberi warna di dunia sastra anak Jawa Timur ini dikenal melalui karya-karyanya yang mengisi majalah Bobo—salah satu majalah anak paling populer yang berperan penting membentuk dunia baca anak Indonesia.
Salah satu yang merasakan langsung pengaruh karya Pak Dwianto adalah Adee Kartika Yulianti, atau yang lebih dikenal dengan nama Yuli Muzamil. Lulus dari JPBSI IKIP Malang (sekarang Universitas Negeri Malang) pada 1991, Adee adalah penulis cerita anak yang punya pengalaman panjang mengisi halaman-halaman Bobo dari sekitar 2008 hingga 2015.
Namun kisah perjalanannya dengan sastra anak sudah dimulai jauh lebih awal, sejak usia enam tahun, saat ia menjadi pelanggan setia majalah Bobo dan menemukan dunia imajinasi penuh warna lewat tulisan-tulisan Pak Dwianto.
Menurut Adee, karya-karya Dwianto Setyawan bukan hanya menghibur tapi juga telah membentuk landasan minatnya pada sastra anak. Ini adalah contoh nyata bagaimana karya sastra anak yang berkualitas dapat menjadi sumber inspirasi dan simpul penting dalam perjalanan penulis muda, membangun cinta mereka terhadap dunia kata dan cerita.
Kini, melalui inisiatif SATUPENA Jawa Timur, Adee bergabung kembali dengan para penulis dan pecinta sastra dari berbagai daerah yang ingin mengenang sekaligus menghormati warisan karya Pak Dwianto. SATUPENA mengundang siapapun yang ingin berkontribusi dengan mengirimkan puisi, esai, atau puisi-esai sebagai bentuk tribute yang akan dibukukan dan menjadi kenangan abadi.
Dengan tema besar “Mengenang Martinus Dwianto Setyawan”, karya-karya yang dikirimkan diharapkan mampu menampilkan rasa hormat dan kenangan pribadi maupun kolektif terhadap sang maestro sastra anak yang telah menorehkan jejak penting di dunia literasi anak Indonesia.
Bagi yang ingin bergabung, ada beberapa hal penting yang perlu diketahui:
Karya bisa berupa puisi (bebas), esai (500-800 kata), atau puisi-esai mini (~500 kata).
Kirim melalui email satupenajawatimur@gmail.com atau WhatsApp 08123366563 paling lambat 10 Agustus 2025.
Sertakan Bionarasi nama lengkap penulis agar karya Anda resmi tercatat.
Sebagai bagian dari rangkaian peringatan ini, sudah ada puluhan penulis dari berbagai daerah yang bergabung, antara lain Sastri Bakry dari Padang, Syamsu Soeid dari Kota Batu, Wahyu Iryana dari Lampung, dan tentu saja Adee Kartika Yulianti dari Malang sendiri.
Mari ikut berpartisipasi melestarikan dan mengapresiasi karya sastra anak Indonesia yang sarat makna dan semangat, seperti yang telah ditorehkan Martinus Dwianto Setyawan. Karena menghormati masa lalu berarti menjaga sumber inspirasi untuk masa depan anak-anak bangsa.
Kota Batu 02 Agustus 2025
Drs.Akaha Taufan Aminudin
Koordinator Himpunan Penulis Pengarang Penyair Nusantara (HP3N) Kota Batu Wisata Sastra Budaya Jawa Timur
Komunitas Puisi Esai Jatim
Kreator Era AI KEAI JATIM
SATUPENA JAWA TIMUR
#66Hari_Terpaksa_Menulis
#Nomor367_Hari02
#NulisAjaDulu