Ekonomi, nasionaltoday.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi tahunan sebesar 1,57 persen pada Desember 2024, menjadi yang terendah sepanjang sejarah Indonesia. Angka tersebut diumumkan oleh Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, dalam konferensi pers yang dilaporkan oleh Antara.
“Tingkat inflasi tahunan sebesar 1,57 persen pada Desember 2024 merupakan yang terendah yang pernah tercatat oleh BPS,” ujar Pudji. Ia menambahkan, penghitungan inflasi oleh BPS telah dilakukan sejak tahun 1958, yang pada awalnya hanya mencakup Jakarta, namun kini mencakup seluruh 38 provinsi di Indonesia.
Menurut BPS, inflasi tersebut dipengaruhi oleh kenaikan harga pada sejumlah sektor, termasuk:
- Perawatan pribadi dan jasa: naik 7,02 persen
- Penyediaan makanan dan minuman: naik 2,48 persen
- Pendidikan: naik 1,94 persen
Stabilitas Inflasi Meski Hadapi Tekanan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa tingkat inflasi yang rendah menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah tekanan global dan domestik.
“Inflasi masih tetap terkendali meskipun ada tantangan dari harga komoditas global dan faktor domestik. Pemerintah akan terus memastikan ketersediaan pasokan pangan, menjaga stabilitas harga, dan mendukung pemulihan sektor-sektor kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Airlangga.
Stabilitas inflasi ini diharapkan menjadi fondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025, dengan fokus pada pemulihan pasca-pandemi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kontribusi Pemerintah dan Prospek Ekonomi
Pengendalian inflasi ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan pemerintah, termasuk subsidi pangan, pengawasan harga barang kebutuhan pokok, serta peningkatan efisiensi distribusi logistik. Dengan inflasi yang rendah, daya beli masyarakat diproyeksikan tetap terjaga, mendukung konsumsi domestik sebagai salah satu motor utama ekonomi.
Inflasi yang rendah ini memberikan optimisme baru, namun pemerintah diharapkan tetap waspada terhadap risiko fluktuasi harga pangan dan energi global yang dapat memengaruhi inflasi di masa mendatang.