NASIONALTODAY.COM|SITUBONDO – Pada sore itu, senja telah melumat matahari. Aku sampai di rumah seorang guru tari yang juga pengasuh sekaligus pendiri sanggar Wahana Puspa B
udaya, Hosnatun atau Cak Tutun di Desa Panji Kidul, Kecamatan Panji, Situbondo, Jawa Timur.
Di pintu masuk halaman rumahnya ada deretan anak tangga yang terbuat dari semen dan di halaman rumahnya ada sebuah lincak/amben. Dan di atas amben kayu itu sedang duduk sesosok pria berusia 75 tahun, duduk santai dan bercengkrama dengan sang cucu tercinta.
Pria itu adalah Hosnatun yang kerap disapa Cak Tutun menyambut kedatanganku yang sebelumnya sudah kuhubungi via layanan WhatsApp, seminggu yang lalu.
Hosnatun adalah guru tari topeng di Situbondo yang telah melahirkan ratusan anak didiknya yang kini sudah banyak bertebaran di Indonesia. Para muridnya pun tidak sedikit yang menjadi dosen di bidang yang mereka tekuni dan cintai.
Jam terbang dan integritas Hosnatun sebagai guru tari di Situbondo sudah menggema di Indonesia, bahkan internasional ini tidak diragukan lagi.
Ia adalah sosok guru tari dan seniman yang sangat mencintai hobynya. Hoby dan bakat menari yang mengalir dari ayah dan kakeknya beberapa tahun lampau, membuat Hosnatun berhasil menjadikan hobinya itu menjadi profesi.
Yah, profesi yang ia rawat sejak kecil hingga dewasa lalu beranjak pada usia senja saat ini telah membuahkan sebuah pekerjaan yang menuai manfaat bagi dirinya dan orang lain. Walhasil, ia pun menjadi seniman yang mandiri tanpa mengharapkan bantuan dari pemerintah Kabupaten Situbondo.
Kemandiriannya sebagai seniman yang hidup di kota kecil inilah, ia buktikan dengan kreativitasnya dalam memproduksi alat musik tabuh bernama gendang.
Hosnatun mengatakan, ia memproduksi alat musik tradisional bernama gendang itu ia lakukan sendirian di rumahnya.
”Saya membuat dua macam gendang. Yakni gendang bisnis dan gendang sakral. Yang dimaksud dengan gendang sakral adalah gendang yang diberi atau diisi doa-doa atau ishim. Harganya bervariasi tergantung ukurannya. Mulai Rp 250 ribu sejuta rumah lebih,” ujarnya.