Kesehatan, nasionaltoday.com – Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, memastikan bahwa Human Metapneumovirus (HMPV) bukanlah virus baru di Indonesia. Ia menegaskan bahwa virus ini telah ada sejak lama dan bukan merupakan penyakit mematikan. Pernyataan ini disampaikan menyusul adanya kabar tentang lonjakan kasus HMPV di China yang beredar di masyarakat.
“HMPV ini sudah lama ada di Indonesia. Kalau dicek sekarang, pasti ada, mungkin beberapa orang di sini yang sedang batuk-batuk juga terkena. Namun, tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan,” ujar Budi, Senin (6/1). Dikutip ANTARA.
Menurut Budi, virus yang pertama kali ditemukan pada 2001 ini telah menyebar ke seluruh dunia dan tidak pernah menimbulkan kejadian luar biasa. Ia juga membantah klaim tentang peningkatan besar kasus HMPV di China, menyebut informasi tersebut sebagai hoaks.
“Informasi bahwa HMPV meningkat drastis di China tahun 2024 adalah tidak benar. Sudah ada bantahan dari Pemerintah China dan WHO,” katanya.
Budi menjelaskan bahwa kasus virus yang saat ini merebak di China lebih terkait dengan H1N1, yakni virus influenza biasa yang sering meningkat pada musim dingin di negara-negara empat musim, termasuk China.
Meski demikian, Budi mengingatkan masyarakat untuk menjaga sistem imun tubuh sebagai langkah pencegahan. Ia menyarankan istirahat yang cukup, olahraga teratur, serta menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker, terutama saat berada di dekat orang yang batuk atau pilek.
“Flu bisa menyerang siapa saja, tetapi dengan imun yang baik, tubuh dapat melawan virus ini dengan sendirinya,” tambahnya.
Kelompok Anak Jadi Fokus Perhatian
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman, menyebutkan bahwa kelompok anak-anak menjadi yang paling banyak terpapar virus ini. Meski demikian, ia belum dapat memberikan data pasti terkait jumlah kasus terbaru.
“Sejauh ini kami mencatat beberapa kasus pada anak, tetapi masyarakat tidak perlu panik. Virus ini memang sudah menyebar sejak 2001,” jelas Aji.
Senada dengan Aji, juru bicara Kemenkes RI, Widyawati, menyebutkan bahwa laporan sementara menunjukkan adanya beberapa anak yang terinfeksi HMPV per 6 Januari 2025. Namun, ia menegaskan bahwa gejala HMPV umumnya ringan dan tidak memerlukan kekhawatiran berlebihan.
“Publik cukup waspada, tidak perlu panik. Gejala HMPV mirip flu biasa seperti batuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas. Untuk kelompok rentan seperti bayi, lansia, atau orang dengan gangguan imun, memang perlu perhatian lebih,” kata Widyawati.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China melaporkan adanya peningkatan kasus HMPV selama pekan 16-22 Desember 2024, terutama di kalangan anak-anak di bawah usia 14 tahun di provinsi utara. Gejalanya mirip Covid-19, termasuk batuk, demam, dan sesak napas, dengan kemungkinan komplikasi bronkitis atau pneumonia pada kasus berat. (Dilansir dari Router)
Meski demikian, hingga kini Kemenkes RI memastikan belum ada pembatasan perjalanan terkait virus ini.
“Kebanyakan kasus hanya menyebabkan gejala ringan. Langkah pencegahan tetap penting, tetapi tidak ada alasan untuk khawatir secara berlebihan,” tutup Aji. (Ant/red)