Radio Online


 

BeritaHiburanNasional

Puisi Esai “KEMANA PERGINYA PARA AKTIVIS”

×

Puisi Esai “KEMANA PERGINYA PARA AKTIVIS”

Sebarkan artikel ini

Karya: Denny JA

‎Ruangan itu bergelora

‎Ratusan aktivis di sana

‎Di atas 50-an usia mereka

‎Hanyut oleh romantika

‎Gelora tempo dulu era mahasiswa

‎Silahturahmi aktivis nasional

‎Resmi dibuka

‎Tivi, koran dan jurnal kelas dua

‎Meliput untuk berita

‎Anwar duduk menyendiri

‎Di antara kumpulan yang pernah sehati

‎Tak terasa, seru Anwar meringis

‎Puluhan tahun sudah aku menjadi aktivis

‎Yel-yel dibunyikan

‎Pekik dan slogan digelorakan

‎Penuh rasa perkawanan

‎Juga rasa permusuhan

‎Anwar hadir dalam ruangan

‎Namun melihat semua dari kejauhan

‎Ucap Anwar di hati

‎Beragamnya mereka kini

‎Ada pejabat tapi korupsi

‎Ada pengangguran berharap koneksi

‎Ada yang tetap berteriak Revolusi

‎Namun tak jelas visi dan misi

‎Banyak pula menjadi tua

‎dan kurang gizi

‎Dilihatnya sebelah sana

‎Sahabatnya yang pernah satu rumah

‎Dulu melarat bersama

‎Gelantungan di bis kota

‎Antri ke kampus naik kereta

‎Kini sang sahabat kaya raya

‎Aneka usaha ia punya

‎Sebagai aktivis, ia lihai

‎Berpolitik ia lunglai

‎Meliuk ke kanan ke kiri

‎Tergantung angin berlari

‎Adakah sahabat itu salah?

‎Jika berpolitik untuk harta?

‎Di lihat di sebelah sini

‎Mantan aktivis yang lain lagi

‎Mata sahabat yang ini masih menyala

‎Jika bicara, mulutnya berbusa

‎Tapi hatinya penuh luka

‎Terlalu sering ia kecewa

‎Sakit-sakitan di masa tua

‎Beli obat saja tiada bisa

‎Anwar peluk ia

‎Anwar bukan semua mereka

‎Anwar tetap ingin juara

‎Ia melihat Nelson Mandela

‎Ia mendengar Martin Luther King

‎Ia pencinta Soekarno Muda

‎Ia pelajari Mohammad Hatta

‎Mereka aktivis sebenarnya

‎Seperti mereka kita bermuara

‎Mimpi itu masih bergelora

‎Anwar hidup-hidupkan pada ia punya dada

‎Puluhan tahun sudah menjadi aktivis

‎Ini era hujan gerimis

‎Ia merasa kesepian

‎Dalam perjuangan semakin sendirian

‎Selesai sudah itu silahturahmi

‎Setelah sekedar berbasa basi

‎Anwar undur diri

‎Pulang ia ke rumah

‎Kembali ke ia punya bini

‎Laporan itu datang lagi

‎Dari bini sehidup semati

‎Uang sekolah bocah belum dibayar

‎Tagihan listrik belum dibayar

‎Kredit motor belum dibayar

‎Genteng bocor belum diperbaiki

‎Beras di dapur sudah habis

‎Obat si sulung belum ditebus

‎Anwar, sang aktivis senior terdiam

‎Kemana lagi ia mencari pinjaman

‎Gagasannya tetap membahana

‎Namun keok urusan rumah tangga

‎Terus saja Anwar berdoa

‎Cahaya itu datang lagi

‎Menyapa saat ia sepi

‎Menguatkan ia punya hati

‎Menyeru agar ia kembali

‎Kembali kepada khitahnya

‎Kembali kepada akarnya

‎Kembali kepada api

‎Ini apinya sebagai aktivis

‎Setia pada kebaikan

‎Berani pada kebenaran

‎Pilih hidup penuh makna

‎Walau itu jalan duka

‎Walau itu jalan luka***

‎Oktober 2016

‎CATATAN

‎(1) Setelah menjadi aktivis mahasiswa, kehidupan mereka beragam, mulai dari menjadi pemimpin politik, pengusaha, menteri, aktivis NGO, hingga pengangguran.

‎https://mojok.co/esai/mahaberat-hidup-aktivis-mahasiswa-selepas-wisuda/amp/

‎-000-

‎Ratusan esai Denny JA soal filsafat hidup, political economy, sastra, agama dan spiritualitas, politik demokrasi, sejarah, bisnis dan marketing, positive psychology, catatan perjalanan, review buku, film dan lagu, bisa dilihat di FaceBook Denny JA’s World

‎https://www.facebook.com/share/16kfcHdght/?mibextid=wwXIfr

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *